Dokter Bedah Digestive dan Prosedur Operasi yang Sering Dilakukan

Dokter Bedah Digestive dalam Ruang Operasi

Setiap organ dalam sistem pencernaan, mulai dari kerongkongan hingga usus besar, bekerja seperti mesin. Bila salah satu bagiannya mengalami gangguan berat, seperti tumor, infeksi parah atau penyumbatan, tindakan operasi sering kali menjadi solusi utama. Di tahap inilah peran dokter bedah digestive sangat penting.

Gangguan yang Ditangani oleh Dokter Bedah Digestive

Seorang dokter bedah digestif pada dasarnya adalah seorang dokter spesialis bedah yang memiliki keahlian khusus dalam menangani organ-organ sistem pencernaan melalui tindakan operasi. Area kerjanya adalah menangani macam-macam penyakit berikut ini:

  1. Radang usus buntu atau apendisitis.
  2. Hernia.
  3. Penyakit kantung empedu.
  4. Kanker usus besar, lambung, hati, atau pankreas.
  5. Gangguan kerongkongan seperti akalasia atau Barrett’s esophagus.
  6. Penyakit Crohn, kolitis ulseratif, divertikulitis, dan prolaps rektum.
  7. Obesitas patologis.

Prosedur Operasi Andalan Dokter Bedah Digestif

Teknologi medis yang berkembang memungkinkan dokter bedah digestive untuk memilih teknik operasi yang paling tepat dan minim invasif bagi pasien. Berikut adalah prosedur yang umum dilakukan.

  1. Laparoskopi

Ini adalah teknik bedah minimal invasif yang menjadi andalan. Dokter membuat beberapa sayatan kecil, biasanya 0.5-1 cm di perut, lalu memasukkan alat bernama laparoskop yang dilengkapi kamera dan cahaya serta instrumen bedah lainnya. 

Keunggulan teknik ini adalah rasa nyeri pasca-operasi yang lebih ringan, bekas luka yang kecil dan waktu pemulihan yang lebih cepat. Beberapa operasi laparoskopi yang umum meliputi:

  1. Apendektomi atau engangkatan usus buntu.
  2. Kolesistektomi atau engangkatan kantong empedu.
  3. Operasi hernia yang memperbaiki kelemahan pada dinding perut.
  4. Operasi bariatrik seperti sleeve gastrectomy untuk mengatasi obesitas.
  5. Operasi kolorektal untuk engangkat bagian usus besar yang terkena kanker atau penyakit lainnya.
  6. Kolonoskopi dan Endoskopi Diagnostik

Meskipun seringkali dikenal sebagai prosedur diagnostik, kolonoskopi untuk usus besar dan endoskopi atas untuk kerongkongan, lambung, dan usus halus juga memungkinkan dokter bedah digestif untuk melakukan tindakan terapeutik. 

Melalui selang fleksibel berkamera yang dimasukkan melalui mulut atau rektum, dokter dapat mengambil sampel jaringan (biopsi), mengangkat polip atau bahkan menghentikan perdarahan pada tukak lambung. Prosedur ini biasanya dilakukan dengan sedasi untuk kenyamanan pasien.

  1. Bedah Terbuka (Laparotomi)

Untuk kasus yang lebih kompleks atau darurat, dokter bedah digestive akan melakukan laparotomi, yaitu prosedur bedah dengan membuat satu sayatan besar di perut. 

Meski masa pemulihannya lebih lama, ini memberikan akses dan ruang pandang yang lebih luas. Khususnya bagi dokter untuk mengatasi masalah yang rumit. Seperti trauma berat, tumor yang sangat besar atau infeksi menyeluruh di rongga perut. Contoh prosedurnya adalah operasi Whipple untuk kanker pankreas.

  1. Gastrostomi Endoskopi Perkutan (PEG)

Prosedur ini dilakukan untuk memasang selang makan langsung ke lambung melalui dinding perut. PEG biasanya direkomendasikan untuk pasien yang membutuhkan dukungan nutrisi jangka panjang, misalnya lebih dari 4 minggu karena gangguan menelan berat. 

Contohnya pada pasca-stroke berat, penyakit neurologis lanjut atau kanker. Prosedur ini dilakukan dengan bantuan endoskop dan tidak memerlukan sayatan besar.

Keahlian dokter bedah digestive sangat penting dalam mengembalikan kualitas hidup pasien dengan gangguan pencernaan serius. Dari diagnosis yang akurat, pemilihan teknik operasi terbaik, hingga perawatan pasca-operasi, semua dilakukan untuk memastikan sistem pencernaan dapat berfungsi kembali dengan optimal. Jika mengalami gejala-gejala yang mengkhawatirkan, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *